Sabtu, 27 Maret 2010

ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI EROPA

ISLAM DI SPANYOL
DAN PENGARUHNYA TERHADAP
RENAISANS DI EROPA


Setelah berakhirnya periode Islam klasik, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakannganya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bias dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan peradaban Islam yang sangat penting. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

A. MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL
Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman khalifah Abdul Malik (685-707 M). Khalifah Abd Al-Malik mengangkat Hasan ibn Nu’man Al-ghasanni menjadi gebernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid, hasan ibnb Nu’man sudah digantikan oleh Musa ibn Nushair. Di zaman Al_Walid iti, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan seperti yang telah mereka sebelumnya. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu pertama kali di kalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khalifah Bani Umayah, yang memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun 83 H masa Al-walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian di kuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kerajaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, jumat islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukan spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum Muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.

Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan yang dapat dikatakan paling berjasa satuan pasukan kesana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan musa ibn Nushair. Tharif sering disebut sebagai perintis dan penyelidik. Sedangkan Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol, karena pasukannya lebih besar darn hasilnya lebih nyata . Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arabyang dikirim Khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian menyebrangi selay dibawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenak dengan nama (Gibraltar/Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah., raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Goth saat itu) .

Kemenagan pertama yang dicapai Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk menaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair perlu melibatkan diri dalam pertempuran denagan maksud membantu perjuanagan yang telah di lakukan oleh Thariq, ia bersam pasukannya pergi menyebrangi selat dan kota yang dilewatinya. Setelah Musa berhasil menaklukan Sidonia, Sevile, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Ghotic, Thodomir di Orihuela, ia begabung dengan Thariq Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruk kota di Spanyol, termasuk di bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.

Gelombang perluasan wilayah berikutnya pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Aziz tahun 99 H/717M. Sasaran ditujukan untuk menguasai daerah Perancis selatan. Selanjutnya, pimpinan menyerahkan kepada Abd Al Rahman Ibn Abdullah Al Ghafiki untuk menyerang kota Bordesu, poiter dan dia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantra kota Poiter dan tours ia ditahan oleh Charles Martel sehingga penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.

Sesudah itu, masi\h juga terdapat penyerangan- penyerangan, ke Aviringon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M dan pulau-pulau yang terdapat di laut tengah. Majorcha, Corsia, Creta dan sebagian dari Sicilia jatuh ke tangan islam di zaman Bani umayah .

Yang dimaksud dengan factor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di negeri Spanyol. Pada masa menaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi social, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi- bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu, penguasa Gothic bewrsikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monodist, apalagi terhadap penganut agama lain , Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa do baptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia didiksa dan dibunuh secara brutal . Berkenaan dengan itu, Amer Ali, seperti di kutip oleh Imamuddin mengatakan Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan tetangganya di jazirah Spanyol.

Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, waktu Spanyol berada dibawah pemerintahan Romawi, berkat kesuburan tanahya, pertanian maju pesat. Demikian pula dengan pertambangan,industri dan perdagangan di dukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada dibawah kerajaan Ghotic perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun.
Buruknya kondisi social, ekonomi, dan keagamam tersebut terutama disebabkan oleh keadaan polituk yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Rodericks, Raja Goth terakhir yang dikalahka Islam.

Awal kehancuran kerajaan Ghot adalah ketika raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Sevile ke Toledo, sementara witiza, yang saat itu menjadi penguasa wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achil, kakak, dan anakWitiza. Keduanya kemudian bangkit dan menghimpun kekutan untuk menjatuhkanRoderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin. Sementara itu, terjadi pula konflik antara Rderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah septah, julian juga bergabung dengan kaum muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat islam untuk menguasai Spanyol. Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai ole Tharif, Thariq, dan Musa.

Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidal lagi mempunyai semangat perang, selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum muslimin. Adapun yang di maksud factor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang, dan prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimipin adalah tokoh-tokoh kuat , tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Meeka pun cakap, berani dan tabah dalam menghdapi setiap persoalan. Yang tidak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukan para tentara islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.

B. PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL
Sejak pertama kali mengimjakan kaki di Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam di tanah Spanyol, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu pin dibagi menjadi enam periode, yaitu:

1. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negri Spanyol belum tercapai secara sempurana, gangguan –gangguan masih terjadi, baik dating dari dalam maupun dari dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan diantara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnisdan golongan. Perbedaan pandangan politik ini menyebabkan seringnya terjadi perang saudara.

Gangguan dari luar dating dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tiadak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mengusir Islam dari bumi Spanyol. Karena sering terjadi konflik nternal dan berperang menghadapu musuh dari luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum mamasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al_Rahman Al-dakhil ke Spanyol pada tahun 138 h/755 M.

2. Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di baeah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika itu di pegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurahman I, yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (Yang Masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas. Selanjutnya ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayah di Spanyol. Penguasa-pengeuasa Spanyol pada pariode ini adalah Abd Al-rahman Al-Dakhil, Hisyam Iabd Al-Rahman Al-ausath.
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahan abad ke-9, stabilitas Negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatic yang mencari kesyahidan (Martyrdom). Namun, gereja Kristen laimnya di Seluruh Spanyol tidak menaruh simpati kepada gerakan itu. Gangguan politik yang paling serius pada periode ini datng dari umat islam itu sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk Negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Yang terpenting di antaranya adalah pemberontakan yang di pimpinoleh Hafshun dan anaknya yang berpusat dip pegunungan dekat Malaga. Sementara itu perselisihan antara orng-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.

3. Periode ketiga (912-1013 M)
Peruode ini berlangsung mulsi dari pemerintahan Abd Al- Rahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawatif. Pada periode ini, Spanyol diperintah oleh penguasa denan gelar khalifah, pada periode ini, umat islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Awal dari kehancuran klhalifahg Bani Umayah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu, kekuasaan actual berada ditangan pejabat. Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi’Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Ia wafat tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya Al-Muzaffar, yang maasih dapat mempertahankan keungulan kerajaan. Akan tetapi setelah wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, Negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan kehancuran total. Akhirnya, pada tahun 1013 M, Dewan Mentri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali Negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.

4. Periode keempat (1013-1086)
Pada periode ini, Spanyolterpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Pada periode ini umat islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian interen. Meskipun, kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.

5. Periode kelima (1086-1248)
Pada periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murbithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja Muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yng lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Pada masa dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Kekalahan yang dialmi Muwsahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afika Utara tahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali runyam, berada dibawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.

6. Periode keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). Peradabankembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya erkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir, karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammmad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untukm menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaab Kristen melalui perkawinan itu tdak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut dan akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella, kemudian, hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat bislam setelah itu dohadapkan kepda dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di daerah ini.

C. KEMAJUAN PERADABAN
Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaanya disana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan, pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian Dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.

1. Kemajuan Intelektual
Masyarat Islam Spanyol merupakan masayarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrikka Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya andalus yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.

2. Kemegahan Pembangunan fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat islam sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. System irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk penyimpanan air. Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia. Di samping itu, orang-orang islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.
Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid, pemukiman dan taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adlah mesjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmun, mesjid Seville, dan istana Al-Hamra di Granada.

3. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
Spnyol Islam, kemjuaanya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam. Keberhasilan poitik pemimpin-pemimpintersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainyayang mempelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting diantara pnguasa dinasti Umayyah di Spanyoldalam hal ioni adalah Muhammad Ibn Abd Al-Rahman (852-886 M).

Meskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari Timur dan Barat tiadak selalu peperangan. Sejak abad ke-11 M dan seterusnya, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari uunb barat wilayah islam keujung timur, sambil membawa buku-bukudan gagasan-gagasanhal ini menunjukan bahwa, meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya dunia Islam.
D. PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
1. Konfik Islam dengan Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna. Mereka sudah puas dengan menagih upeti kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adapt mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan Negara islam di Spanyol tidak berhenti dari pertentangan antara islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat islam sedang mengalami kemunduran.

2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Kalau ditempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orng islam sederajat, di Spanyol, sebagai mana politik dijalankan Bani Umayyah di Damaskus. Orang-orang Arab tidak menerima orang-orang pribumi. Setidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah “ibad dan muwalladun” kepada para mukalaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non- Arab yang sering menggerogoti dan merusak perdamamaian. Hal ini menunjukan tidak adanya ideology yang dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideology itu.

3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi amat memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.

4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al- Thawaif muncul. Granada merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinand dan Isabella.

5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekutan alternative yang mampu membendung kebangkita Kristen di sana.

E. PENGARUH PERADABAN SPANYOL ISLAM DI EROPA
Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyk berhutang budi kepada khajanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang diperiode klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan Perang Salib, tetapi saluran terpenting adalah Spanyol Islam.

Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik social, maupun perekonomian, dan peradaban antar Negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negar-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains disamping bangunan fisik. Yang terpenting diantaranya adalah pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M). Ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat minat semua orang denagn cara memikat minat semua orang yang berpikir bebas. Ia mengedepankan sunnatullah menurut pengertiamn islam terhadap panthisme dan anthrophisme Kristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasab berfikir pihak gereja monolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeiisme ini.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir revormasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M.

Pengaruh peradaban Islam, termasuk didalamnya pemikiran Ibn Rusyid, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yng belajar di Universits Islam di Spanyol, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Setelah pulang ke negrinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas peertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M.

Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembli (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.

Walapun Islam akhirnya terusir dari negri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan roformasi pada abad ke-16 M yang rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (Aufklarung) pada abad ke-18 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar