Sabtu, 27 Maret 2010

Filsafat dan Agama

A. Pengertian Agama
Agama memang tidak mudah diberi definisi, karena agama mengambil berbagai bentuk sesuai dengan pengalaman pribadi masing-masing. Meskipun tidak terdapat definisi yang universal, namun dapat disimpulkan bahwa sepanjang sejarah manusia telah menunjukkan rasa "suci", dan agama termasuk dalam kategori "hal yang suci".
Dulu Adam dan Hawa berada di Surga, demikian menurut Islam dan beberapa agama lain. Lalu Tuhan menginginkan mereka hidup di Dunia untuk sementara. Tuhan berkata kepada Adam dan Hawa. Berangkatlah kalian ke dunia. Timbul kekhawatiran. Bagaimana caranya hidup di dunia itu? Tuhan memberikan jaminan: nanti kalau Adam dan Hawa sudah sampai di dunia, Tuhan akan mengirimkan petunjuk. Isi petunjuk itu ialah tentang cara hidup di dunia. Peraturan tentang cara hidup di dunia inilah yang di sebut agama.
Berdasarkan berbagai bahan bacaan kita menetahui bahwa definisi agama banyak sekali. Dari sekian banyak defenisi itu sekiranya dapat di bagi menjadi dua kelompok. Yang pertama ialah definisi agama yang menekanakan segi rasa iman dan kepercayaan., yang kedua menekankan segi agama sebagai peraturan tentang cara hidup. Kombinasi kedua-duanya mungkin merupakan definisi yang lebih memadai tentang agama. Agama ialah system kepercayaan dan praktek yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Dapat juga : Agama ialah peraturan tentang cara hidup, lahir-batin.

B. Pengertian Filsafat
Pengertian Filsafat diambil dari bahasa Yunani yaitu philosofia. Dalam bahasa Yunani kata fhilosofia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan shofia. Philo artinya cinta dalam arti yang luas yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu, sedangkan Shophia artinya kebijakan yang artinya pandai. Jadi menurut namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan (lihat juga Windelband, 1958: I : 1). Pythagoras memberikan definisi filsafat sebagai the love of for wisdom. Menurut dia manusia yang paling tinggi nilainya ialah mansia pecinta kebijakan (lover of wisdom) Saya terlambat mengikuti suatu pelajaran lalu guru saya tidak membolehkan saya masuk maka guru saya adalah orang yang bijak.

C. Mistisisme
Sepanjang Sejarah pemikiran, muncul sesekali para filusuf yang membuat pernyataan tentang sebuah metode eksklusif dan khusus. Mistisisme adalah bagian yang menarik dalam sejarah pemikiran. Beberapa semangat terbaik dapat di temukan dalam kaum atau kelompok ini barangkali pernyataan mereka terhadap pengetahuan langsung nan aneh dan mengherankan dalam kebenaran tidak akan bisa di tolak begitu saja.
Para mistikus percaya bahwa beberapa pengetahauan tertentu, khususnya pengetahuan tentang Tuhan datang tidak melalui kerja usaha pemikiran reflektif tetapi melalui intuisi dan pengetahuan langsung. Kekuatan akal terkadang bisa dilampaui dan kita bisa memiliki pendekatan langsung dengan Tuhan atau kebersatuan yang tiba-tiba dengan realitas. Berguson, salah seorang yang paling banyak di ketahui dan banyak di baca oleh para filusuf zaman sekarang. Ia seorang psikolog, biolog dan evolusionis yang mengajarkan semacam mistisime. Selama berhubungan dengan Berguson intuisi menjadi superior terhadap intelek. Intuisi hampir sinonim dengan hidup itu sendiri, membingbing kita pada nilai juga terhadap pintu gerbang kehidupan. Ini merupakan semacam simpati tertinggi seperti insting binatang. Hanya pada manusia bisa menjadi kesadaran diri (self-conscious) dan memungkinkan melakukan tindakan refleksi dalam objek-objeknya.
Intuisi di perlukan untuk menyelami hakikat segala kenyataan . intuisi adalah Tenaga Rohani, suatu kecakapan yang dapat melepaskan diri dari akal, kecakapan untuk menyimpulkan serta meninjau dengan sadar. Intuisi adalah naluri yang telah mendapat kesadaran diri, yang telah di cakapkan untuk memikirkan sasarannya serta memperluas sasaran itu menurut kehendak sendiri tanpa batas.

D. Penelitian Tasawuf
Di sini saya tidak berusaha untuk membicarakan tasawuf secara total, di samping tidak akan memaparkan berbagai macam fenomena dan fase yang telah dilalui sejak pertubuhannya. Saya hanya ingin memperinci pembicaraan tentang kecerendungan tasawuf yang mendominasi filsafat islam saja, sehingga saya dapat menjelaskan bagamana filsafat islam terbentuk, tumbuh dan berkembang. Karena pembicaraan tentang kalbu dan ruh yang sedang kita hadapi ini terbatas hanya pada pendapat yang di bawa oleh filosof-filosof Islam dan mengambil aspek tasawuf di dalam filsafat Islam.
Sejak dahulu para analisis meneliti studi tasawuf Islam secara lobal pada umumnya terdorong oleh keunikan yang terkandung oleh topik itu, dengan berusaha menyingkap realitas dan rahasia-rahasia yang terkandung oleh Islam timur. Pada ummnya kajian tasawuf dianggap sebagai topik pertama yang menarik pandangan para orientalis bahkan sampai hari ini masih menjadi fokus perhatian mereka ; karangan mereka tentang tasawuf bertambah banyak mengalahkan karya-karya yang mereka tulis mengenai studi-studi Islamiah yang lain. Kami tidak mengulas setiap pentolan orientalis yang menggeluti topik tasawuf, tetapi kami cukup menyebutkan antara lain :
1.Goldziher dari Austria, karya tulisannya yang berjudul Akidah dan Hukum Islam di samping kajian-kajian yang berharga.
2. Macdonald dari Amerika yang menjelaskan banyak pendapat tasawuf al- Ghazali.
3. Nicholson yang membahas tasawuf dari berbagai aspeknya.
Hanya saja pada masa selanjutnya pandangan tasawuf yang di kemukakan oleh para filusuf islam, tidak dikaji dan tidak diperhatikan sebagaimana mestinya. Memang benar jika Mehren, seorang orientalis Denmak, meneliti sebagian karangan ibnu Sina, bahkan menerbitkan dan menerjemahkannya. Oleh karena itu kita selalu tidak mengetahui pemikiran-pemikiran tasawuf yang dikemukakan oleh para filosof Islam, sebagaimana kita tidak mengetahui teori-teori filsafat mereka dalam pengertian yang tepat. Harapan Saya, ialah kita harus menyingkapkan tutup dari aspek ini dan kita harus mengarahkan pandangan kepadanya.

E. Hakekat Tasawuf
Mistisisme dalam islam diberi nama Tasawuf dan oleh orientalis barat di sebut sufisme. Kata sufisme dalam istilah Orientalis Barat khusus di pakai untuk mistisisme islam Sufisme tidak di akai untuk mistisisme yang terdapat dalam agama-agama lain.
Tasawuf atau Sufisme sebagaimana halnya dengan mistisisme di luar agama islam, mempunyai tujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga di sadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan. Intisari dari Mistisisme. Termasuk dalamnya Sufisme, ialah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan dengan mengasingkan diri dari dan berkotemplasi. Kesadaran berada dekat Tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad bersatu dengan Tuhan.
Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahan, Tasawuf dan Sufisme mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Islam dapat berada sedekat mungkin dengan Allah SWT.

F. Tasawuf AL-FARABI
Abu Nasr Muhammad Al-Farabi lahir di wasij, suatu desa di farabi (Transoxania) di tahun 870 M. menurut keterangan ia berasal dari Turki dan orang tuanya adalah seorang Jendral. Ia sendiri pernah menjadi hakim. Dari Farab ia kemuduan pindah ke Baghdad, pusat ilmu pengetahuan pada waktu itu. Di sana ia belajar pada Abu Bishr Matta Ibn Yunus (penterjemah), dan tinggal di Baghdad selama 20 tahun. Kemudian ia pindah ke Aleppo dan tinggal di istana Saif Al-Daulah memsatkan perhatian pada ilmu pengetahuan dan filasfat. Istana Al-Daulah adalah tempat pertemuan ahli-ahli ilmu pengetahuan dan falsafat di waktu itu dalam umur 80 tahun Al-Farabi wafat di Aleppo pada tahun 950 M.
Ia berkeyakinan bahwa falsafat tak boleh dibocorkan dan di sampaikan ke tangan orang awam. Oleh karena itu filosof-filosof harus menuliskan pendapat-pendapat atau falsafat mereka dalam gaya bahasa yang gelap, agar jangan dapat di ketahui oleh sembarangan orang, dan dengan demikian iman serta keyakinannya tidak menjadi kacau.
Juga ia berkeyakinan bahwa agama dan falsafat tidak bertentangan, malahan sama-sama membaa pada kebenaran.

G. Sendi-sendi Tasawuf Al-Farabi.
Barang kali ciri khas teori tasawuf paling khusus yang di katakan A-Farabi, ialah karena berlandaskan pada asa rasional. Karena tasawwuf Al-Farabi bukanlah tasawuf spiritual semata yang hanya berlandaskan pada sikap memerangi jisim dan menjauh dari segala kelezatan guna mensucikan jiwa dan meningkat menuju derajat-derajat kesempurnaan, tetapi tasawufnya adalah tasawuf teoritis yang berdasarkan pada studi dan analisa. Sementara kesucian jiwa menurut al-Farabi tidak akan sempurna hanya melalui jalur tubuh dan amal-amal badaniah semata, tetapi secara primer dan secara esensial juga harus melalui akal dan tidakan-tindakan pemikiran.
Filsafat al-Farabi dibedakan dengan dua fenomena fundamental : kecenderungan spiritual – menarik dan oreintasi tasawuf yang jelas ; sementara aliran spiritual dan tasawuf pada kenyataannya berdekatan bahkan bertemu dalam banyak aspek. Dua fenomena ini nampak pada para filosof Islam dengan tingkat yang berbeda-beda. Fisafat al-Farabi secara khusus telah menembus ke relung berbagai aliran filsafat Arab dan secara umum mempengaruhi sufi Islam. Pengaruhnya tidak berhenti pada abad pertengahan, tetapi menjalar sampai pada Sejarah modern.



BAB III
PENUTUP

Simpulan
Agama memang tidak mudah diberi definisi, karena agama mengambil berbagai bentuk sesuai dengan pengalaman pribadi masing-masing. Meskipun tidak terdapat definisi yang universal, namun dapat disimpulkan bahwa sepanjang sejarah manusia telah menunjukkan rasa "suci", dan agama termasuk dalam kategori "hal yang suci".
Pengertian Filsafat diambil dari bahasa Yunani yaitu philosofia. Dalam bahasa Yunani kata fhilosofia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan shofia. Philo artinya cinta dalam arti yang luas yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu, sedangkan Shophia artinya kebijakan yang artinya pandai.
Sepanjang Sejarah pemikiran, muncul sesekali para filusuf yang membuat pernyataan tentang sebuah metode eksklusif dan khusus. Mistisisme adalah bagian yang menarik dalam sejarah pemikiran. Pada ummnya kajian tasawuf dianggap sebagai topik pertama yang menarik pandangan para orientalis bahkan sampai hari ini masih menjadi fokus perhatian mereka. Hanya saja pada masa selanjutnya pandangan tasawuf yang di kemukakan oleh para filusuf islam, tidak dikaji dan tidak diperhatikan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu kita selalu tidak mengetahui pemikiran-pemikiran tasawuf yang dikemukakan oleh para filosof Islam, sebaaimana kita tidak mengetahui teori-teori filsafat mereka dalam pengertian yang tepat.
Mistisisme dalam islam diberi nama Tasawuf dan oleh orientalis barat di sebut Sufisme. Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahan, Tasawuf dan Sufisme mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Islam dapat berada sedekat mungkin dengan Allah SWT. Kesadaran berada dekat Tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad bersatu dengan Tuhan.
Abu Nasr Muhammad Al-Farabi lahir di wasij, suatu desa di farabi (Transoxania) di tahun 870 M. Ia berkeyakinan bahwa falsafat tak boleh dibocorkan dan di sampaikan ke tangan orang awam. Oleh karena itu filosof-filosof harus menuliskan pendapat-pendapat atau falsafat mereka dalam gaya bahasa yang gelap, agar jangan dapat diketahui oleh sembarangan orang, dan dengan demikian iman serta keyakinannya tidak menjadi kacau. Juga ia berkeyakinan bahwa agama dan falsafat tidak bertentangan, malahan sama-sama membawa pada kebenaran.
Barang kali ciri khas teori tasawuf paling khusus yang di katakan A-Farabi, ialah karena berlandaskan pada asa rasional. Karena tasawwuf Al-Farabi bukanlah tasawuf spiritual semata yang hanya berlandaskan pada sikap memerangi jisim dan menjauh dari segala kelezatan guna mensucikan jiwa dan meningkat menuju derajat-derajat kesempurnaan, tetapi tasawufnya adalah tasawuf teoritis yang berdasarkan pada studi dan analisa.
Filsafat al-Farabi dibedakan dengan dua fenomena fundamental : kecenderungan spiritual – menarik dan oreintasi tasawuf yang jelas ; sementara aliran spiritual dan tasawuf dapa kenyataannya berdekatan bahkan bertemu dalam banyak aspek. Fisafat al-Farabi secara khusus telah menembus ke relung berbagai aliran filsafat Arab dan secara umum mempengaruhi sufi Islam. Pengaruhnya tidak berhenti pada abad pertengahan, tetapi menjalar sampai pada Sejarah modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar